Melahirkan Secara Caesar



Tidak semua ibu dapat melahirkan dengan cara normal. Berbagai alasan medis memaksa ibu melahirkan dengan cara caesar. Operasi caesar adalah cara persalinan melalui pembedahan di area perut dan dinding uterus.

Seharusnya, operasi ini dilakukan jika ibu dan janinnya dalam keadaan darurat dan hanya dapat diselamatkan melalui operasi. Walaupun demikian, kini banyak ibu hamil yang sengaja meminta persalinan dengan jalan operasi tanpa alasan medis yang jelas. Hal ini tentu tidak bijaksana mengingat operasi caesar bukan tanpa resiko.


Mengapa perlu melahirkan cesar ?

Ada berbagai sebab mengapa seorang ibu harus melahirkan dengan cara caesar. Diantaranya, jika janin terlalu besar sehingga diperkirakan tidak dapat melewati rongga pinggul ibu pada saat dilahirkan dan jika letak bayi melintang atau sungsang sampai mendekati waktu persalinan. Biasanya, dokter menganjurkan segera dilakukan operasi sebelum timbul tanda – tanda persalinan.

Operasi caesar juga diperlukan jika ibu mengalami gangguan berat selama kehamilan, ibu menderita suatu penyakit tertentu, atau proses persalinan berlangsung terlalu lama. Begitu pula, jika plasenta (ari–ari) terpisah secara dini atau menutupi jalan lahir, operasi caesar merupakan cara paling aman untuk melindungi ibu maupun bayi.

Kadang–kadang, dokter juga akan menganjurkan ibu melahirkan dengan cara caesar jika sebelumnya ibu melahirkan dengan cara caesar. Tapi, jika kehamilan ibu berjalan tanpa gangguan, hasil pemeriksaan kehamilan cukup baik, dan memungkinkan ibu melahirkan normal, bantuan caesar tidak diperlukan. Sekitar 60 – 80 % ibu yang sebelumnya melahirkan caesar dapat melahirkan secara normal pada persalinan berikutnya.


Persiapan Operasi Caesar

Seperti pada proses persalinan normal, perawat akan mencukur rambut di sekitar kemaluan dan perut bagian bawah ibu hamil. Setelah itu dipasang kateter (selang) dalam kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih selama proses operasi dilakukan.

Selanjutnya, ibu hamil akan diberi obat bius. Ada dua jenis pembiusan, yaitu melalui rongga tulang belakang (epidural/spinal) dan bius total. Bila operasi caesar sudah direncanakan sebelumnya, umumnya ibu hamil memilih bius epidural atau spinal agar tetap sadar dan dapat melihat bayinya saat baru lahir. Tapi, jika kondisinya darurat, dokter anastesi akan melakukan bius total karena lebih aman dalam menjalankan proses kelahiran.

Dalam keadaan terbius, dokter akan melakukan sayatan horizontal di perut bagian bawah, diikuti dangan pemotongan pada rahim bagian bawah untuk dapat mengeluarkan bayi. Proses ini hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 menit. Beberapa bayi tidak langsung bereaksi saat dikeluarkan sehingga dokter harus melakukan tindakan penyedotan lendir atau air ketuban melalui hidung dan mulut agar saluran pernafasan bersih dan bayi dapat menangis. Sementara itu, luka operasi akan segera ditutup kembali dengan jahitan pada masing – masing lapisan dinding perut.


Pasca Operasi

Ketika pengaruh obat anestesi mulai hilang, anda akan merasakan rasa sakit terutama saat menggunakan otot perut terlalu keras seperti pada saat tertawa atau batuk. Si ibu biasanya diminta untuk beristirahat di tempat tidur dan diberi suntikan untuk mengurangi sakit. Sementara itu untuk “makanannya,“ ibu diberi infus glukosa lewat pembuluh darah baliknya. Air seninya pun ditampung lewat selang (kateter) yang disambungkan ke sebuah kantung selama aktifitas usus belum normal. Untuk mempercepat kembalinya aktifitas usus, selama berbaring dianjurkan untuk menggerakan tangan, telapak kaki, tubuh miring ke kiri dan ke kanan, sehingga sirkulasi darah bisa lebih baik.

Setelah 24 jam pasca operasi, selang (kateter) dan infus baru di buka dan ibu sudah diperbolehkan mencoba bangun dari tempat tidurnya dan melakukan gerakan secara bertahap. Bila sudah bisa buang angin, ibu diperbolehkan makan dan minum juga berlatih jalan sedikit demi sedikit. Pada umumnya kesembuhan pasca operasi memakan waktu 5 – 7 hari.


Hal – hal penting yang perlu diperhatikan oleh ibu yang baru menjalani operasi caesar :

* Jangan mengangkat barang – barang yang berat setidaknya untuk minggu pertama.

* Jika luka bekas operasi berwarna merah dan meradang, segera hubungi dokter karena kemungkinan terjadi infeksi.
* Cobalah untuk tetap rileks selama penyembuhan dan banyak melakukan aktifitas ringan agar luka lebih cepat sembuh dan kering.
* Agar luka bekas operasi cepat kering hindari luka dari air. Saat ini, dokter memang sudah menggunakan perban anti air pada bekas luka operasi, tapi anda tetap perlu berhati – hati. Bila anda termasuk yang banyak berkeringat sebaiknya jangan memakai perban yang kedap air karena keringat yang keluar dibawah perban akan membasahi luka operasi sehingga dapat menyebabkan peradangan atau infeksi pada luka tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT LAMAHOLOT

END OF THE SPEAR