CINTA TAK BISA DIPAKSAKAN



“Hanya ilusimu Greg!, Aku tidak mungkin mencintaimu. Hentikan rayuanmu yang berlebihan. Rasanya mau muntah aku mendengarnya!” Kata Ratih kepada Gregory mantan pacarnya.

“Lho, Aku katakan yang sebenarnya Rat! Sekarang kamu sudah menjanda, akupun sudah menduda. Apa salahnya kita mengulang lagi cerita lama kita ?” Tanya Gregory kemudian.

“Sudahlah Greg! Jangan dilanjutkan. Kita sekarang sudah tua. Malu didengar dan dilihat anak-anak. Cari saja wanita lain Greg. Aku memilih untuk hidup sebagai single parent ,” ujar Ratih menegaskan.

Percakapan malam itu membuat Gregory menjadi penasaran. Mantan pacarnya waktu kuliah yang sekarang telah menjanda, menolaknya mentah-mentah. Padahal sepulang Gregory dari Amerika, dia mengharapkan Ratih dapat menjadi pendamping hidupnya.

Sikap Greg ini, nama panggilannya Gregory, bukan tanpa alasan. Waktu meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studi ke Amerika, mereka sempat bertunangan. Greg berpesan kepada Ratih untuk menunggunya sampai ia menyelesaikan pendidikan S2 teknologi informasi. Namun entah mengapa, dua tahun pertama Greg di Amerika, Ratih menerima pinangan seorang pria kawan sekerjanya. Greg yang waktu itu sedang giat-giatnya belajar untuk menyelesaikan studi, harus mengulang beberapa matakuliah lantaran stress memikirkan ulah tunanganya di tanah air.

Setelah sekian lama mereka tidak berkomunikasi. Empat bulan yang lalu, Greg mendengar kabar bahwa Ratih telah bercerai dari suaminya. Keadaan ini membuat Greg menjadi bersemangat. Ia tidak mau menyia-nyiakan lagi peluang peluang untuk mengapai mimpi bersama Ratih, yang sebelumnya sempat kandas. Apalagi pada saat itu, Gereg telah bercerai dari istrinya, seorang wanita keturunan Yahudi.

Keinginan tinggal keinginan, Mimpi tetaplah mimpi. Greg harus menelan pil kekecewaan . Ratih bersikap dingin dan menolak semua tawarannya.

***

“Greg, tolong dengarkan aku. Aku telah memiliki dua orang anak, sedangkan kamu tidak. Seharusnya kamu lebih leluasa mencari gadis yang cantik dan muda. Aku sudah tua, Greg! Tidak pantas untuk kamu madu. Lupakan masa lalu kita. Andai saja kamu tidak melanjutkan studi ke Amerika, mungkin cerita kita akan berbeda. Namun sudahlah.. semua hanya tinggal kenangan,” kata Ratih mengaskan.

“Ratih, aku mencintamu dengan sungguh. Aku tau, kalau aku memang dapat memilih wanita manapun tanpa beban karena aku duda tanpa anak. Namun untuk kamu ketahui, hidup bersamamu merupakan mimpi indah bagiku. Aku tidak perduli kamu memiliki anak atau tidak. Yang pasti aku dapat menerima kamu beserta anak-anakmu menjadi bagian dari sisa hidupku nanti,” ujar Greg menanggapi pernyataan Ratih melalui telepon.

“Maaf Greg ! Aku tidak bisa. Sekali lagi aku bilang padamu, tidak akan bisa! Lebih baik kamu mencari wanita lain saja!” Tegas Ratih kemudian menutup telepon.

***

Orang tua Ratih sempat menjelaskan kepada Greg, bahwa sebenarnya Ratih masih mencintainya. Namun entah mengapa, trauma pernikahan menjadikan Ratih dingin berhubungan dengan setiap laki-laki. Kalaupun nantinya Greg menikah dengan Ratih, bukan berarti perpisahan atau perceraian dapat dihindari. Semua itu karena Ratih sudah menyerah untuk hidup berumah tangga lagi. Dia lebih memfokuskan diri untuk membesarkan anak-anaknya dan mengembangkan usahanya.

Ketegasan sikap Ratih dan penjelasan orang tuanya, tidak mampu menyurutkan semangat Greg. Dia semakin nekad dan ngotot untuk meperistri Ratih, sampai harus memaksa kedua orang tuanya untuk segera meminang Ratih. Namun apa daya, pinangan mereka ditolak mentah-mentah oleh Ratih. Sikap Ratih ini menandakan akhir dari perjuangan Greg. Pupuslah sudah impiannya, hilanglah sudah harapan.

Untuk menghibur dan menyemangati Greg, ayahnya menulis sebuah email kepadanya.

“Ananda Greg yang Ayah Cintai,

Cinta itu memang misteri. Entah kapan datanganya dan kapan perginya. Cinta memang membuat semua orang lupa diri. Tetapi ketahuilah nak, bahwa cinta itu tidak datang sepihak. Cinta tidak dapat dipaksakan hanya dengan logika laki-laki. Jangan kamu paksakan kehendak hatimu, karena Cintamu dapat membuatmu luka kelak. Ayah harap kamu dapat berpikir secara dewasa. Ayah percaya kamu akan menemukannya jika kamu rela membuka hatimu untuk tidak dibentengi kenangan lama yang membelenggumu. Biarkan ratih menjalani hidupnya atas dasar pilihanya, cintailah dia apa adanya.”

—ooOoo—

Penulis : Valentino +Lisa Wattimena Kailola - Nomor peserta: 102

NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Malam Prosa Kolaborasi yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke sini : Hasil Karya Malam Prosa Kolaborasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT LAMAHOLOT

END OF THE SPEAR