TIDAK SUKSES? JANGAN TAKUT!!!

Di masa sekarang ini, sukses menjadi tanda keberhasilan seseorang, terutama sukses dalam karir dan bisnis. Berbagai buku ditulis dan seminar-seminar diselenggarakan untuk membagikan berbagai kiat sukses. Peminat buku-buku dan seminar-seminar tersebut tidak sedikit. Buktinya buku-buku itu menjadi best seller dan seminar-seminar selalu penuh sesak dihadiri peminatnya.
Masyarakat beranggapan bahwa orang yang “sukses” adalah orang yang mempunyai rumah bagus, mobil yang siap mengantar ke mana pun dia mau pergi, jabatan di tempat kerja, perusahaan yang punya banyak karyawan, dan sebagainya.

Demikianlah “sukses” telah begitu merasuk dalam kehidupan kita, sehingga kita dipacu untuk meraih kesuksesan. Orang yang tidak “sukses” akan dipandang rendah oleh masyarakat. Oleh karena itu tidak sedikit yang menghalalkan berbagai cara untuk meraih “kesuksesan”.
Begitu pentingkah sukses itu dalam hidup kita? Apakah jika orang-orang di sekitar kita menganggap kita sukses, kita akan merasa bahagia? Di sebuah Surat kabar terkemuka menulis artikel tentang Irianti Erningpraja yang tidak merasa bahagia meskipun telah sukses, baik sebagai atlet, penyanyi maupun pencipta lagu. Dari artikel tersebut dapat dikatakan bahwa sukses tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Sukses baru menjadi sempurna jika dilengkapi dengan kecerdasan spiritual.

Injil Matius mengingatkan kita, “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” dan “Kumpulkanlah bagimu harta di Surga… karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Dapat dikatakan bahwa di samping mengumpulkan harta duniawi yang bersifat fana, hendaknya kita juga tidak lupa untuk memperhatikan sisi spiritualitas kita. Tanpa memperhatikan aspek spritiual, kita akan merasakan kehampaan, kekosongan jiwa meskipun sukses berada dalam genggaman.
Lantas apakah sukses tidak penting? Sukses sebagaimana yang digambarkan masyarakat pada umumnya adalah sukses dalam hal duniawi semata. Kesuksesan ini hanya memberikan kepuasan sesaat dan pada akhirnya hanya akan ditemui kehampaan, seperti yang dialami poleh Irianti Erningpraja di atas.

Menurut beberapa buku yang pernah saya baca, kesuksesan adalah keadan di mana kita merasa bahagia dengan apa yang telah, sedang dan akan dilakukan. Seorang Anthony de Mello mengatakan, “Anda harus menemukan pekerjaan yang Anda kerjakan demi pekerjaan itu sendiri”, bukan demi popularitas, gengsi, pujian, maupun agar dicintai orang lain. Ada perasaan yang berbeda antara bekerja demi tuntutan prestasi dengan bekerja yang sungguh-sungguh kita nikmati karena pekerjaan itu menghasilkan kepenuhan diri.
Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing talenta-talenta untuk dikembangkan. Salah satu cara untuk meraih sukses tanpa meninggalkan sisi spiritualitas adalah melalui talenta-talenta ini. Bagian lain dari Injil Matius kiranya semakin mendorong kita untuk lebih memperhatikan dimensi spiritual dalam hidup kita (Mat 6:33).



red_dexter
(Pelz_colin)
Referensi:
de Mello, Anthony, Dipanggil untuk Mencinta,
Deepak Copra ,The Seven Spiritual Law of Success

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT LAMAHOLOT

END OF THE SPEAR