Bagaikan Hujan

Angin bertiup begitu kencang sore itu. Tampaknya akan ada hujan yang lebat sekali. Plastik dan kertas beterbangan, terbawa dengan pasrahnya. Beberapa orang mulai mempercepat langkahnya, berharap bisa tiba lebih cepat di tempat tujuan. Langit mendung membuat cahaya matahari tidak lagi terlihat.

Aneh. Padahal siang tadi udara sangat panas menyengat, membuat orang malas ke luar rumah. Benar-benar kering dan membuat haus tenggorokan. Sudah lama hujan tidak turun. Tanah-tanah menjadi keras membentuk retakan-retakan persegi. Rumputpun enggan bertunas di sana. Mungkinkah hujan akan turun sore ini? Sudah beberapa kali terjadi hal seperti ini. Langit terlihat mendung namun tidak disertai hujan. Penantian yang cukup panjang berharap hujan agar turun tampaknya mulai berakhir.

Hujan rintik-rintik perlahan-lahan mulai turun. Butiran-butiran air yang jatuh menerpa permukaan tanah disambut dengan antusias, sepertinya tanah-tanah itu berteriak kegirangan. "Hore...hore...hore..." Tanaman-tanaman yang berubah warna menjadi kecoklatan meliuk-liuk dan melambai-lambai seolah-olah hendak menarik perhatian bahwa telah tiba saat yang ditunggu-tunggu. Suara guruh terdengar silih berganti dan hujanpun turun dengan deras.

Indah sekali sore itu. Udara segar yang disertai bau tanah membuat beberapa orang menarik napas dalam-dalam. Tidak ada lagi panas dan kering. Sekarang kesejukan dan kesegaran sudah menguasai seluruh wilayah.

Pernahkah anda mengalami kondisi seperti ini? Hujan yang turun membuat suasana hati menjadi tenang dan nyaman? Membuat kita berpikir dan bersyukur kepada Tuhan atas hidup ini?

Pernahkan saudara mendengar bahwa Fiman Tuhan itu seperti hujan yang turun dari langit? Dalam Yesaya 55:10-11 dikatakan,

10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,

11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Air yang jatuh dari langit memberikan kehidupan. Firman Tuhan sama seperti hujan. Dia akan mengakhiri masa kekeringan dan memberikan dampak yang terus-menerus dalam hidup seseorang. Hujan inilah yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Ia tidak akan kembali dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki.

Itu juga yang akan terjadi bila kita menabur Firman Tuhan dalam hidup seseorang. Dalam hidup keluarga kita, teman-teman kita, bahkan siapa saja yang kita temui. Inilah salah satu perlengkapan senjata yang kita miliki, orang percaya.

Beberapa waktu yang lalu, saya bersama rekan-rekan yang lain melakukan kunjungan ke rumah salah seorang anak yang dahulu pernah kami layani. Sudah dua tahun lebih kami tidak pernah bertemu lagi dengan anak itu. Kami datang atas undangannya. Dalam kegiatan pelayanan kami waktu itu, tidak banyak yang kami lakukan. Kami mengadakan persekutuan dan mengundang beberapa orang untuk bersekutu memuji Tuhan. Jumlah kami hanya berkisar 10-15 orang dan ini berlangsung selama dua tahun lebih.

Kami selalu berpikir dan bertanya dalam hati, "Adakah perubahan dan dampak terhadap orang-orang yang kami layani? Sepertinya tidak ada hal yang luar biasa yang terjadi. Kami mulai merasa lelah dan jenuh.Waktu berlalu dan setiap anggota dari kami akhirnya berpisah. Ada yang harus bekerja, melayani di gereja lain, dsb.

Setibanya di sana, kami akhirnya berbicang-bincang dan saling menanyakan kabar. Seorang rekan bertanya kepada anak itu, "Ada maksud apa mengundang kami ke sini?" Jawaban anak inilah yang akhirnya membuat saya dan rekan-rekan lain menahan nafas. Dengan ekspresinya yang khas ia pun menjawab, "Kakak semua terbukti..." Kalimatnya terhenti sampai di situ. Dengan penasaran kami bertanya, "Apanya yang terbukti?" Anak itu terlihat kaget dan dengan suara bergetar dia menjawab, "Kakak semua itu terbukti bisa membawa dan menunjukkan Tuhan Yesus." Dia merindukan kebaktian yang seperti dulu.

Kami semua pun terkejut sambil mengucap syukur. Sudah dua tahun lebih kami meninggalkan pelayanan ini, namun masih ada orang yang mengingat pelayanan kami. Dia bercerita tentang pemutaran film yang pernah kami adakan dan dia masih ingat nama-nama kami semua.

Saat itu saya akhirnya berkesimpulan bahwa apa yang kami lakukan dulu tidak pernah sia-sia. Firman yang kami tabur dalam kehidupan anak-anak sekolah itu tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Sangat indah sekali ketika melihat pekerjaan Tuhan dalam kehidupan seseorang. Membuat kita bersyukur bahwa hanya Tuhan yang bisa membuat orang itu berubah.

Kita cenderung ingin memperoleh hasil dengan cepat dan instan. Ketika kita melakukan hal ini, kitapun menjadi rentan terhadap kekecewaan. Begitu pula ketika kita melayani orang-orang yang Tuhan percayakan kepada kita. Seringkali, ketika kita tidak melihat perubahan sesuai dengan yang kita harapkan, kita pun menjadi kecewa.

Mari kita renungkan kembali dua ayat di atas. Inilah prinsip yang harus kita tanam dalam hati kita masing-masing ketika kita menabur Firman Tuhan dalam kehidupan orang lain. Inilah tugas kita sebagai orang percaya, memberitakan Firman Tuhan yang membawa kelepasan, kesembuhan, dan damai sejahtera.

Kita akan menabur Firman Tuhan kalau kita sendiri sudah ditaburi dan dihujani dengan Firman Tuhan. Kita akan rindu membawa Firman Tuhan bagi orang lain bila kita sendiri sudah hidup dalam dan dari Firman Tuhan.

Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." Hosea 6:3

Jangan pernah menyerah terhadap orang yang kita layani sebab Tuhan sendiri tidak pernah menyerah dalam kehidupan kita. Marilah kita giat dalam melayani dan saling memperhatikan, dan ingatlah bahwa apa yang kita tabur yaitu Firman Tuhan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia sebab ia akan melaksanakan apa yang dikehendakinya. Waktu tidak akan menjadi masalah, sebab kita percaya bahwa segala sesuatu indah pada waktunya, bila kita terus berharap kepada-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT LAMAHOLOT

END OF THE SPEAR