The Facebook Era
Facebook.com telah merajai situs jejaring sosial yang mengalahkan Friendster yang merupakan saudara pendahulunya dalam situs jejaring yang sama. Hampir 25 juta user aktif dalam sehari menggunakan facebook, yang pertama kali dirilis pada 4 Februari 2004 ini. Awalnya Facebook yang fenomenal dibuat hanya untuk kalangan intern dalam Harvard University, tapi karena banyaknya permintaan terhadap jaringan ini maka mulailah dibuka kepada umum pada September 2005.
Ketertarikan orang terhadap Facebook sangat luar biasa, baik tua maupun muda sangat gemar bermain di situs jejaring ini, bayangkan saja 25 juta user yang aktif dalam sehari itu merupakan angka yang sangat fantastis. Kemungkinan ini karena berubahnya gaya hidup masyarakat modern yang mancari hubungan sosial melalui dunia maya serta banyaknya aplikasi-aplikasi menarik yang ada pada Facebook.
Ada beberapa hal yang menguntungkan dan postif dapat kita peroleh dari Facebook dan situs jejaring sosial yang lain, seperti memperluas jaringan pertemanan, mempererat tali silatuhrahmi, mempermudah sharing dan media pewartaan, cepat mendapat informasi tentang teman kita, media refreshing, dan sebagai sarana promosi, tetapi segala sisi positifnya itu tentu saja bersifat subjektif.
Namun di balik fenomenal dan keuntungan facebook itu, tentu terdapat segala kekurangannya, kekurangan itu nampak dari hasil Penelitian yang dipublikasikan di Biologist, jurnal terbitan The Institute of Biology, Inggris, paparan dari Dr Aric Sigman memberikan gambaran bahwa kebiasaan bergaul via situs pertemanan tersebut berpotensi mengurangi kegiatan sosialisasi antar manusia di kehidupan nyata. Hal ini menurut Sigman dapat menyebabkan interaksi antar manusia secara face to face kian menurun sehingga semakin mebelenggu manusia dalam kesenangan pribadi yang individual. Hal yang paling utama menurut Sigman adalah penggunaan media elektronik untuk berkomunikasi dengan sesama justru malah mengurangi makna pentingnya komunikasi itu sendiri.
Dari beberapa dampak buruk yang ada tersebut, yang paling berbahaya adalah perubahan kondisi mental, pada kasus nyata adalah beberapa waktu yang lalu bagaimana situs (sambungan hal 1)
pertemanan Facebook mampu membuat Edward Richardson, pria asal London, membunuh istrinya hanya gara-gara hal sepele, yakni mengetahui bahwa mantan istrinya mengganti status ”single” pada Facebooknya. Kejadian ini merupakan bentuk bagaimana bahasa virtual ternyata sudah mampu mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.
Terlepas dari keuntungan dan keburukan dalam berselancar di dunia maya lewat situs jejaring sosial Facebook, tentunya harus kembali kepada diri kita. Jangan sampai kita melupakan makna komunikasi yang sejak awal kehidupan manusia itu sudah ada yaitu face to face talking, namun jangan juga menutup diri kita dari kemajuan teknologi yang semakin canggih dan mempermudah komunikasi. Semoga kedamaian di dunia dapat tercipta berkat komunikasi dan kemajuan teknologi, bayangkan saja jika seluruh dunia bisa menjadi sahabat lewat Facebook. Pastilah persahabatan dan kedamaian dunia dapat terwujud. Semoga!!!
Peace On Earth...
Fandy_lorinanto
Ketertarikan orang terhadap Facebook sangat luar biasa, baik tua maupun muda sangat gemar bermain di situs jejaring ini, bayangkan saja 25 juta user yang aktif dalam sehari itu merupakan angka yang sangat fantastis. Kemungkinan ini karena berubahnya gaya hidup masyarakat modern yang mancari hubungan sosial melalui dunia maya serta banyaknya aplikasi-aplikasi menarik yang ada pada Facebook.
Ada beberapa hal yang menguntungkan dan postif dapat kita peroleh dari Facebook dan situs jejaring sosial yang lain, seperti memperluas jaringan pertemanan, mempererat tali silatuhrahmi, mempermudah sharing dan media pewartaan, cepat mendapat informasi tentang teman kita, media refreshing, dan sebagai sarana promosi, tetapi segala sisi positifnya itu tentu saja bersifat subjektif.
Namun di balik fenomenal dan keuntungan facebook itu, tentu terdapat segala kekurangannya, kekurangan itu nampak dari hasil Penelitian yang dipublikasikan di Biologist, jurnal terbitan The Institute of Biology, Inggris, paparan dari Dr Aric Sigman memberikan gambaran bahwa kebiasaan bergaul via situs pertemanan tersebut berpotensi mengurangi kegiatan sosialisasi antar manusia di kehidupan nyata. Hal ini menurut Sigman dapat menyebabkan interaksi antar manusia secara face to face kian menurun sehingga semakin mebelenggu manusia dalam kesenangan pribadi yang individual. Hal yang paling utama menurut Sigman adalah penggunaan media elektronik untuk berkomunikasi dengan sesama justru malah mengurangi makna pentingnya komunikasi itu sendiri.
Dari beberapa dampak buruk yang ada tersebut, yang paling berbahaya adalah perubahan kondisi mental, pada kasus nyata adalah beberapa waktu yang lalu bagaimana situs (sambungan hal 1)
pertemanan Facebook mampu membuat Edward Richardson, pria asal London, membunuh istrinya hanya gara-gara hal sepele, yakni mengetahui bahwa mantan istrinya mengganti status ”single” pada Facebooknya. Kejadian ini merupakan bentuk bagaimana bahasa virtual ternyata sudah mampu mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.
Terlepas dari keuntungan dan keburukan dalam berselancar di dunia maya lewat situs jejaring sosial Facebook, tentunya harus kembali kepada diri kita. Jangan sampai kita melupakan makna komunikasi yang sejak awal kehidupan manusia itu sudah ada yaitu face to face talking, namun jangan juga menutup diri kita dari kemajuan teknologi yang semakin canggih dan mempermudah komunikasi. Semoga kedamaian di dunia dapat tercipta berkat komunikasi dan kemajuan teknologi, bayangkan saja jika seluruh dunia bisa menjadi sahabat lewat Facebook. Pastilah persahabatan dan kedamaian dunia dapat terwujud. Semoga!!!
Peace On Earth...
Fandy_lorinanto
Komentar
Posting Komentar