Raja dan Ratu Terhebat Inggris yang pernah memerintah
Dalam sejarah Britania Raya, telah terdapat lebih dari seratus raja/ratu yang pernah memimpin kerajaan-kerajaan di Kepulauan Britania. Mana sajakah raja/ratu yang dianggap terhebat oleh bangsa Britania Raya saat ini. Berikut adalah 10 raja/ratu terhebat dalam sejarah Britania Raya hasil pilihan warga berdasarkan polling yang diadakan oleh BBC:
King Edward I of England (1272-1307)
"If we can't drive them out, we will breed them out."
Di awal takhtanya, Raja Edward I mereformasi administrasi kerajaan dan juga hukum-hukum di kerajaan sehingga menjadi lebih tertata. Di bawah pimpinannya juga Inggris mampu meluaskan wilayah kekuasaannya dengan menundukkan Wales dan Skotlandia. Hal ini menempatkannya di urutan 10 Raja Britania Raya terhebat.
King Henry II of England (1151-1189)
"My life, when it is written, will read better than it lived."
Keberhasilan Raja Henry II yang cukup dikenal adalah terbentuknya sistem hukum di Inggris. Di masanya, ia membentuk pengadilan atas tindakan kriminal, dan juga penjara bagi yang tersangka. Ia juga mampu mengendalikan keuangan kerajaan. Di masanya juga penyerangan Inggris ke Irlandia dimulai, menjadi awal masa pendudukan Inggris di Irlandia.
King Richard III of England (1483-1485)
"Conscience is but a word cowards use."
Sebelum menjadi raja, kemampuan militernya dan kesetiaannya kepada kakaknya, Edward IV, menjadikan popularitasnya tinggi dan sangat dihormati, dan berbagai jabatan politik pun dipercayakan kepadanya. Bahkan ketika keponakannya, Edward V naik takhta dalam usia 12 tahun, ia pun dipercayakan untuk mengendalikan pemerintahan. Namun dua bulan kemudian, keponakannya itu tiba-tiba menghilang dan takhta Inggris pun dipegangnya. Hal ini justru menjatuhkan popularitasnya. Ia dituduh membunuh Edward V secara diam-diam untuk menaiki takhta. Selain itu, Richard III juga harus menghadapi pemberontakan dan kudeta atas takhtanya. Ia pun akhirnya tewas dalam perang pada 1485 ketika melawan pemberontaknya yang dipimpin Henry Tudor yang kemudian mengambil takhtanya dan menjadi Raja Henry VII. Meskipun pemerintahannya hanya dua tahun, kisah keberaniannya dalam perang menjadikan rakyat Britania menganggapnya sebagai salah satu raja terhebat.
King Robert I of Scotland (1306-1329)
"We fight not for glory, nor for wealth, nor honour but only and alone we fight for freedom which no good man surrenders but with his life."
Pada tahun 1296, Inggris berhasil menguasai Skotlandia. Di masa penjajahan Inggris, Robert menggalang dukungan hingga kemudian mengklaim dirinya sebagai Raja Skotlandia pada tahun 1306 dan memimpin perang melawan Inggris. Robert I pun berhasil mengalahkan Inggris pada tahun 1314 dan Skotlandia kembali mendapat kemerdekaannya. Dan pada tahun 1328, ia berhasil membuat Inggris mengakui kemerdekaan Kerajaan Skotlandia. Perannya memerdekaan Skotlandia menjadikan ia sangat dikagumi rakyat Skotlandia pada khususnya, dan rakyat Britania Raya pun menempatkannya di urutan ke-7 raja terhebat dalam sejarah.
King Henry V of England (1413-1422)
"We would not seek a battle as we are, yet as we are, we say we will not shun it."
Di masa pemerintahan Raja Henry V lah, Bahasa Inggris yang standar dibakukan, dan dijadikan bahasa resmi di Kerajaan Inggris. Dan kemenangannya memimpin Perang Agincourt pada 1415 melawan Perancis menjadikan ia disegani, bukan hanya karena jumlah tentaranya yang jauh lebih sedikit dibandingkan tentara Perancis, juga karena hasil perang itu menjadi tonggak awal Kerajaan Inggris mengklaim wilayah Perancis.
King Henry VIII of England (1590-1547)
"We are, by the sufferance of God, King of England; and the Kings of England in times past never had any superior but God."
Ia menduduki takhta Inggris pada usia 18 tahun sepeninggal ayahnya. Di masa mudanya, ia dikenal sebagai raja yang sangat aktif di kegiatan luar seperti berburu dan berkuda. Ia pun dikenal memiliki karisma yang besar. Salah satu hal yang paling dikenal pada masanya adalah keputusannya memutus hubungan dengan Takhta Suci di Vatikan, menutup Gereja Katolik di Inggris, dan mendirikan Gereja Inggris yang terpisah dari otoritas Paus, di mana ia menjadikan dirinya sebagai Pemimpin Gereja. Padahal pada saat itu, otoritas Paus sebagai pemimpin Takhta Suci cukup ditakuti banyak kerajaan. Selain itu, ia juga dikenal karena memiliki enam istri. Ia meninggal di usia 55 tahun dan digantikan oleh putranya, Edward VI yang baru berusia 9 tahun.
Queen Elizabeth II of the United Kingdom (1952-present)
"I declare before you all that my whole life whether it be long or short shall be devoted to your service."
Lahir pada April 1926, ia menjadi ratu pada usia 26 tahun. Di masa Perang Dunia II, tidak hanya mendukung tentara Inggris dari belakang, ia ikut mendukung dengan menjadi mekanik dan supir bagi mobil dan truk militer. Popularitasnya memuncak pada tahun 1947, di hari ulang tahunnya yang ke-21 ketika ia di depan publik, mengucapkan sumpah untuk mengabdikan dirinya untuk rakyatnya selama hidupnya, sumpah yang kemudian diucapkannya kembali ketika naik takhta. Ia dikenal karena konsisten dalam menjalankan tugas kenegaraan, meskipun hanya tugas simbolik. Hampir tidak pernah, Ratu Elizabeth II absen dalam menjalan kewajibannya sebagai ratu, bahkan pada hari tuanya. Ia juga dikenal aktif mengunjungi berbagai negara di dunia untuk mempererat hubungan Britania Raya dengan negara-negara lainnya.
Queen Victoria of the United Kingdom (1837-1901)
"The important thing is not what they think of me, but what I think of them."
Lahir pada 1819, ia merupakan satu-satunya penerus takhta kerajaan pada masa itu, sehingga ia harus menjalani masa kecil tanpa kebebasan penuh aturan ketat. Ia menduduki takhta pada usia 18 tahun sepeninggal pamannya, William IV. Sebagai ratu muda di masa modern, di mana isu pembentukan republik mulai menguat, ia beberapa kali menjadi target pembunuhan. Namun hal itu tetap membuatnya tegar dan tetap menjalankan tugas sebagai Ratu. Di masanya, Britania Raya berkembang pesat dalam bidang industri, ilmu pengetahuan, dan teknologi, dan wilayah Britania Raya berkembang hingga ke berbagai benua di dunia. Ia dikenal sangat mendukung ekspansi Britania Raya ke berbagai benua. Meskipun semuanya bukan hasil kerjanya, peran simbolik dia sebagai ratulah yang menjadikan Britania Raya tetap kuat dan bersatu. Selain itu Ratu Victoria dikenal dari cintanya yang begitu mendalam terhadap suaminya, Pangeran Albert. Sejak Albert meninggal pada 1861, ia terus berpakaian hitam sebagai tanda berkabung hingga akhir hayatnya. Takhtanya selama 64 tahun dikenal sebagai Masa Kemenangan (Victorian Era) dan merupakan takhta terlama dalam sejarah Britania Raya.
King Alfred the Great of Wessex (871-899)
"I desired to live worthily as long as I lived, and to leave after my life, to the men who should come after me, the memory of me in good works."
Meskipun bukan ia yang mempersatukan Inggris, namun usahanyalah yang menjadi cikal bakal persatuan kerajaan-kerajaan di Inggris. Sebagai Raja Wessex, ia menghadapi serangan dari bangsa Viking dari Denmark. Meskipun sempat mundur, di bawah pimpinannya ia mampu mengalahkan bangsa Viking. Ia pun mengajak kerajaan-kerajaan lainnya di Inggris beraliansi mendirikan pertahanan yang kuat untuk melawan serangan bangsa Viking di kemudian hari. Inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Inggris di kemudian hari.
Queen Elizabeth I of England (1558-1603)
"It is my desire to live nor reign no longer than my life and reign shall be for your good."
Lahir pada September 1533, ia menduduki takhta Kerajaan Inggris pada usia 25 tahun sepeninggal kakaknya, Ratu Mary I. Ia memerintah di masa Inggris terancam perpecahan antara penganut Katolik dan Protestan. Namun, ia mampu menyatukan Inggris dengan mendirikan kembali Gereja Protestan dan tetap mengizinkan Gereja Katolik di Inggris. Dan di masanya juga, ia berhasil membawa Inggris menang dalam perang melawan Armada Spanyol. Kemenangan itu menjadikan Inggris negara yang kuat dan disegani negara-negara lainnya. Ia juga membawa kestabilan politik dan ekonomi selama masanya. Karena itu, masa pemerintahannya dikenal sebagai Masa Keemasan (The Golden Era). Tidak heran, mayoritas warga Britania menganggapnya sebagai Ratu terhebat dalam sejarah.
King Edward I of England (1272-1307)
"If we can't drive them out, we will breed them out."
Di awal takhtanya, Raja Edward I mereformasi administrasi kerajaan dan juga hukum-hukum di kerajaan sehingga menjadi lebih tertata. Di bawah pimpinannya juga Inggris mampu meluaskan wilayah kekuasaannya dengan menundukkan Wales dan Skotlandia. Hal ini menempatkannya di urutan 10 Raja Britania Raya terhebat.
King Henry II of England (1151-1189)
"My life, when it is written, will read better than it lived."
Keberhasilan Raja Henry II yang cukup dikenal adalah terbentuknya sistem hukum di Inggris. Di masanya, ia membentuk pengadilan atas tindakan kriminal, dan juga penjara bagi yang tersangka. Ia juga mampu mengendalikan keuangan kerajaan. Di masanya juga penyerangan Inggris ke Irlandia dimulai, menjadi awal masa pendudukan Inggris di Irlandia.
King Richard III of England (1483-1485)
"Conscience is but a word cowards use."
Sebelum menjadi raja, kemampuan militernya dan kesetiaannya kepada kakaknya, Edward IV, menjadikan popularitasnya tinggi dan sangat dihormati, dan berbagai jabatan politik pun dipercayakan kepadanya. Bahkan ketika keponakannya, Edward V naik takhta dalam usia 12 tahun, ia pun dipercayakan untuk mengendalikan pemerintahan. Namun dua bulan kemudian, keponakannya itu tiba-tiba menghilang dan takhta Inggris pun dipegangnya. Hal ini justru menjatuhkan popularitasnya. Ia dituduh membunuh Edward V secara diam-diam untuk menaiki takhta. Selain itu, Richard III juga harus menghadapi pemberontakan dan kudeta atas takhtanya. Ia pun akhirnya tewas dalam perang pada 1485 ketika melawan pemberontaknya yang dipimpin Henry Tudor yang kemudian mengambil takhtanya dan menjadi Raja Henry VII. Meskipun pemerintahannya hanya dua tahun, kisah keberaniannya dalam perang menjadikan rakyat Britania menganggapnya sebagai salah satu raja terhebat.
King Robert I of Scotland (1306-1329)
"We fight not for glory, nor for wealth, nor honour but only and alone we fight for freedom which no good man surrenders but with his life."
Pada tahun 1296, Inggris berhasil menguasai Skotlandia. Di masa penjajahan Inggris, Robert menggalang dukungan hingga kemudian mengklaim dirinya sebagai Raja Skotlandia pada tahun 1306 dan memimpin perang melawan Inggris. Robert I pun berhasil mengalahkan Inggris pada tahun 1314 dan Skotlandia kembali mendapat kemerdekaannya. Dan pada tahun 1328, ia berhasil membuat Inggris mengakui kemerdekaan Kerajaan Skotlandia. Perannya memerdekaan Skotlandia menjadikan ia sangat dikagumi rakyat Skotlandia pada khususnya, dan rakyat Britania Raya pun menempatkannya di urutan ke-7 raja terhebat dalam sejarah.
King Henry V of England (1413-1422)
"We would not seek a battle as we are, yet as we are, we say we will not shun it."
Di masa pemerintahan Raja Henry V lah, Bahasa Inggris yang standar dibakukan, dan dijadikan bahasa resmi di Kerajaan Inggris. Dan kemenangannya memimpin Perang Agincourt pada 1415 melawan Perancis menjadikan ia disegani, bukan hanya karena jumlah tentaranya yang jauh lebih sedikit dibandingkan tentara Perancis, juga karena hasil perang itu menjadi tonggak awal Kerajaan Inggris mengklaim wilayah Perancis.
King Henry VIII of England (1590-1547)
"We are, by the sufferance of God, King of England; and the Kings of England in times past never had any superior but God."
Ia menduduki takhta Inggris pada usia 18 tahun sepeninggal ayahnya. Di masa mudanya, ia dikenal sebagai raja yang sangat aktif di kegiatan luar seperti berburu dan berkuda. Ia pun dikenal memiliki karisma yang besar. Salah satu hal yang paling dikenal pada masanya adalah keputusannya memutus hubungan dengan Takhta Suci di Vatikan, menutup Gereja Katolik di Inggris, dan mendirikan Gereja Inggris yang terpisah dari otoritas Paus, di mana ia menjadikan dirinya sebagai Pemimpin Gereja. Padahal pada saat itu, otoritas Paus sebagai pemimpin Takhta Suci cukup ditakuti banyak kerajaan. Selain itu, ia juga dikenal karena memiliki enam istri. Ia meninggal di usia 55 tahun dan digantikan oleh putranya, Edward VI yang baru berusia 9 tahun.
Queen Elizabeth II of the United Kingdom (1952-present)
"I declare before you all that my whole life whether it be long or short shall be devoted to your service."
Lahir pada April 1926, ia menjadi ratu pada usia 26 tahun. Di masa Perang Dunia II, tidak hanya mendukung tentara Inggris dari belakang, ia ikut mendukung dengan menjadi mekanik dan supir bagi mobil dan truk militer. Popularitasnya memuncak pada tahun 1947, di hari ulang tahunnya yang ke-21 ketika ia di depan publik, mengucapkan sumpah untuk mengabdikan dirinya untuk rakyatnya selama hidupnya, sumpah yang kemudian diucapkannya kembali ketika naik takhta. Ia dikenal karena konsisten dalam menjalankan tugas kenegaraan, meskipun hanya tugas simbolik. Hampir tidak pernah, Ratu Elizabeth II absen dalam menjalan kewajibannya sebagai ratu, bahkan pada hari tuanya. Ia juga dikenal aktif mengunjungi berbagai negara di dunia untuk mempererat hubungan Britania Raya dengan negara-negara lainnya.
Queen Victoria of the United Kingdom (1837-1901)
"The important thing is not what they think of me, but what I think of them."
Lahir pada 1819, ia merupakan satu-satunya penerus takhta kerajaan pada masa itu, sehingga ia harus menjalani masa kecil tanpa kebebasan penuh aturan ketat. Ia menduduki takhta pada usia 18 tahun sepeninggal pamannya, William IV. Sebagai ratu muda di masa modern, di mana isu pembentukan republik mulai menguat, ia beberapa kali menjadi target pembunuhan. Namun hal itu tetap membuatnya tegar dan tetap menjalankan tugas sebagai Ratu. Di masanya, Britania Raya berkembang pesat dalam bidang industri, ilmu pengetahuan, dan teknologi, dan wilayah Britania Raya berkembang hingga ke berbagai benua di dunia. Ia dikenal sangat mendukung ekspansi Britania Raya ke berbagai benua. Meskipun semuanya bukan hasil kerjanya, peran simbolik dia sebagai ratulah yang menjadikan Britania Raya tetap kuat dan bersatu. Selain itu Ratu Victoria dikenal dari cintanya yang begitu mendalam terhadap suaminya, Pangeran Albert. Sejak Albert meninggal pada 1861, ia terus berpakaian hitam sebagai tanda berkabung hingga akhir hayatnya. Takhtanya selama 64 tahun dikenal sebagai Masa Kemenangan (Victorian Era) dan merupakan takhta terlama dalam sejarah Britania Raya.
King Alfred the Great of Wessex (871-899)
"I desired to live worthily as long as I lived, and to leave after my life, to the men who should come after me, the memory of me in good works."
Meskipun bukan ia yang mempersatukan Inggris, namun usahanyalah yang menjadi cikal bakal persatuan kerajaan-kerajaan di Inggris. Sebagai Raja Wessex, ia menghadapi serangan dari bangsa Viking dari Denmark. Meskipun sempat mundur, di bawah pimpinannya ia mampu mengalahkan bangsa Viking. Ia pun mengajak kerajaan-kerajaan lainnya di Inggris beraliansi mendirikan pertahanan yang kuat untuk melawan serangan bangsa Viking di kemudian hari. Inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Inggris di kemudian hari.
Queen Elizabeth I of England (1558-1603)
"It is my desire to live nor reign no longer than my life and reign shall be for your good."
Lahir pada September 1533, ia menduduki takhta Kerajaan Inggris pada usia 25 tahun sepeninggal kakaknya, Ratu Mary I. Ia memerintah di masa Inggris terancam perpecahan antara penganut Katolik dan Protestan. Namun, ia mampu menyatukan Inggris dengan mendirikan kembali Gereja Protestan dan tetap mengizinkan Gereja Katolik di Inggris. Dan di masanya juga, ia berhasil membawa Inggris menang dalam perang melawan Armada Spanyol. Kemenangan itu menjadikan Inggris negara yang kuat dan disegani negara-negara lainnya. Ia juga membawa kestabilan politik dan ekonomi selama masanya. Karena itu, masa pemerintahannya dikenal sebagai Masa Keemasan (The Golden Era). Tidak heran, mayoritas warga Britania menganggapnya sebagai Ratu terhebat dalam sejarah.
checker google rank seo tools backlink service how to get backlinks
BalasHapus