TENTANG KEBENARAN PERSAHABATAN
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan rasa penuh terima kasih. Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu, karena kau
menghampirinya saat hati lapar dan mencarinya saat tubuh kedamaian.
Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya;
karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, dan hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berdukacita; Karena yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai butuh gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung, daripada tanah ngarai daratan.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal juga musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu, hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekedar bersama dalam membunuh waktu? Carilah ia, untuk bersama, menghidupkan sang waktu! Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan untuk mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria, berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar hari dan gairah segar kehidupan.
(Kahlil Gibran)
Jalan ke rumah seorang teman tak pernah jauh.
(Pepatah Denmark)
Teman adalah seseorang yang mengenalmu dan tetap mencintaimu.
(Elbert Hubbard)
Teman adalah harta karun.
(Horace Bruns)
Komentar
Posting Komentar